Minggu, 18 November 2018

Tugas 3 Ekonomi Manajerial

TUGAS 3


EKONOMI MANAJERIAL (EKMA4312)






Disusun oleh:
Vera Okta viana Dewi
030149086





PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UPBJJ UNIVERSITAS TERBUKA TAIWAN
TAHUN AKADEMIK
2018




1. Menjelaskan Willingness To Pay Konsumen
Willingness To Pay (WTP) adalah kesediaan pengguna untuk mengeluarkan imbalan atas jasa yang diperolehnya. Pendekatan yang digunakan dalam analisis WTP didasarkan pada persepsi pengguna terhadap tarif dari jasa pelayanan angkutan umum tersebut. Dalam permasalahan transportasi WTP dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah:
1. Produk yang ditawarkan/disediakan oleh operator jasa pelayanan transportasi;
2. Kualitas dan kuantitas pelayanan yang disediakan;
3. Utilitas pengguna terhadap angkutan tersebut;
4. Perilaku pengguna;

2. Menjelaskan Penentuan Harga dari berbagai strategi
STRATEGI PENETAPAN HARGA
Strategi penetapan harga adalah tahapan dimana perusahaan mengklasifikasikan dan menggolongkan produk atau jasa yang dihasilkannya merupakan ‘produk baru’ yang belum memiliki konsumen loyal/tetap atau ‘produk yang telah beredar’ yang telah memiliki pangsa pasar tersendiri.
Strategi penetapan harga ini juga berhubungan dengan siklus kehidupan produk (Product Life Cycle) dimana suatu produk memiliki empat tahapan utama yakni, Perkenalan, Pertumbuhan, Kematangan dan Penurunan.
Secara khusus strategi penetapan harga ini terdiri dari ;
Produk Baru
Dalam menetapkan strategi penetapan harga yang efektif untuk produk baru atau tahap perkenalan ini terdapat 2 (dua) alternatif strategi penetapan harga, yaitu
1. Harga Mengapung (Skimming Price)
Memberikan harga tinggi untuk menutup biaya dan menghasilkan labamaksimum (perusahaan dapat meyakinkan konsumen bahwa produknya berbeda dengan produk sejenis yang lain.)
Pendekatan skimming sangat efektif jika terdapat diferensiasi harga pada segmen tertentu dan pesaing relatif sedikit. Skimming juga dapat dimanfaatkan untuk membatasi permintaan sampai perusahaan merasa siap untuk melakukan produksi masal. Apalagi skimming dapat meningkatkan nilai produk menjadi sangat prestisius.
2. Harga Penetrasi         
Memberikan harga rendah untuk menciptakan pangsa pasar dan permintaan, strategi ini dapat diterapankan pada situasi pasar tidak terfragmentasi ke dalam segmen yang berbeda, serta produk tersebut tidak mempunyai nilai simbolis yang tinggi. Pendekatan ini juga efektif terhadap sasaran pasar yang sensitif harga.
Produk Yang Telah Beredar
Strategi penetapan harga untuk produk yang telah beredar ini tentunya tidak terlepas dari posisi produk atau jasa tersebut dari siklus kehidupan produk, dalam hal ini tahapan siklusnya berada pada 3 (tiga) tingkatan berikutnya setelah perkenalan yakni;
1.Tahap Pertumbuhan
Pada tahap pertumbuhan ini ditandai dengan penjualan meningkat disertai munculnya pesaing. Pada awalnya terjadi pertumbuhan yang cepat, strategi yang diterapkan adalah tetap mempertahankan harga produk/pasar. Ketika pertumbuhan melambat, terapkan strategi harga agresif ; menurunkan harga untuk mendorong penjualan sekaligus menghadapi persaingan yang semakin ketat. 
2.Tahap Kematangan
Pada tahap kematangan, fleksibilitas harga merupakan kunci efektivitas strategi penetapan harga. Pada tahapan ini perusahaan harus benar-benar responsif terhadap situasi pasar, konsumen maupun pesaing. Strategi penetapan harga dapat menggunakan ‘psikologis konsumen’ maupun ‘pemotongan harga’ (diskon), sehingga perusahaan dapat menjaga loyalitas konsumen (pangsa pasar) dan meningkatkan jumlah permintaan dan keuntungan yang diperoleh.
3.Tahap Penurunan
Tahap penurunan produk atau jasa ditandai dengan menurunnya jumlah permintaan secara terus-menerus, sebagai tahap terakhir daur hidup produk terdapat dua alternatif langkah utama yang dapat dipilih. Pertama, strategi diskonting (pemotongan harga) Kedua, mempertahankan harga tetapi memotong biaya-biaya yang berhubungan dengan produk, terutama pengeluaran untuk promosi.
3. Menjelaskan Peranan Pemerintah Dalam Perekonomian
Peran Pemerintah Dalam Perekonomian
Pemerintah sebagai pelaku ekonomi yaitu harus sebagai penyedia fasilitas :
1) Pemerintah melalui Bank Indonesia memberikan bantuan dana  kepada Bank Bankyang sedang mengalami kesulitan dana.
2) Memberikan bantuan modal kepada koperasi, usaha kecil, usaha menengah yang sedang berkembang.
3) Membantu memasarkan hasil produksi perusahaan gula dan beras melalui perum bulog.
4) Pemerintah melalui departemen pekerjaan umum (PU) menyediakan prasarana berupa jalan dan jembatan untuk membantu proses pendistribusian produk badan usaha.
5) Pemerintah mengimpor kedelai dari brasil untuk menjamin ketersedian bahan baku perusahaan kecap dan produsen tempe.
Pemerintah sebagai pengatur ekonomi bertugas mengatur badan usaha agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Perhujudan peran sebgai pengatur ekonomi dapat dilihat memlalui beberapa peraturan dan kebijakan pemerintah sebagai berikut :
a) Pemerintah mellui UU No,5 tahun 1999 mengatur larangan praktik monopoli dan persaing tidak sehat. Pada UU ini pemerintah mengatur persaingan usaha yang sehat menjamin adanya kepastian kesampatan berusaha yang sama baik bagi pelaku usaha besar, menengah, kecil.
b) Melelui UU No, 25 tahun1992 pemerintah mengatur kegiatan koperasi, dlam UU ini diatur segala sesuatu yang berkaitan dengan  koperasi mulai dari tata cara pendirian, kperasi onalisasi, tata cara pembubaran koperasi.
c) Pemerintah melalui peraturan pemerintah (PP) No,16 tahun1997 mengatur tentang waralaba. PP ini menmgatur segala sesuatu yang berkaitan dengan tata cara penyelenggaraan waralaba.
d) Pemerintah mengatur pemanfaatan tenaga nuklir PP No,64 tahun 2000 pada PP in di atur tentang segala sesuatu berkaitan dengan pemanfaatan tenaga nuklir, mulai dari perizinan, tata cara pemanfaatan, pengolahan limbah, kewajiban dan penanggung jawab pemegang izin. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar