ANALISIS KASUS BISNIS
(EKMA4478)
TUTOR; Ibu Rr. Sita Dewi
Kusumaningrum, S.E., M.P.M
Disusun oleh:
Vera Okta viana Dewi
030149086
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UPBJJ UNIVERSITAS TERBUKA TAIWAN
TAHUN AKADEMIK
2019.2
TUGAS TUTORIAL KE-2
PROGRAM STUDI tuliskan nama program studi
Nama Mata Kuliah
|
:
|
Analisis Kasus Bisnis
|
Kode
Mata Kuliah
|
:
|
EKMA 4478
|
Jumlah
sks
|
:
|
3 sks
|
Nama
Pengembang
|
:
|
Diah Kusumayanti, S.P, M.Si.
|
Nama
Penelaah
|
:
|
Sri Lestari Pujiastuti, SE., MM.
|
Status Pengembangan
|
:
|
|
Tahun
Pengembangan
|
:
|
2019
|
Edisi
Ke-
|
:
|
Tulis edisi tugas tutorial
|
No
|
Tugas Tutorial
|
Skor Maksimal
|
Sumber Tugas
Tutorial
|
|||||||||||||||||
1.
|
Sebutkan model sediaan untuk
permintaan bebas.
|
100
|
BMP
Modul4
|
|||||||||||||||||
2.
|
PT. JAYA CELLINDO
PT. Jaya
Cellindo merupakan
perusahaan yang bergerak dalam industri elektronik yang telah berdiri sejak
tahun 1995. Sejak didirikan, PT. Jaya Cellindo memproduksi berbagai macam
alat elektronik, antara lain televisi, audio-video player, lemari es, dan
mesin cuci. Sejak tahun 2004, perusahaan ini melebarkan lini produksinya
dengan mulai memproduksi handphone. Salah satu tipe handphone yang diproduksi
adalah jenis T170 yang diluncurkan sejak tahun 2012. Handphone ini didesain
sesuai dengan selera anak muda dengan model futuristik dalam berbagai pilihan
warna. Handphone ini memiliki beberapa
kelebihan dibandingkan dengan handphone sekelasnya antara lain kamera 8 MP,
perekam video dan foto yang dilengkapi zoom, kapasitas memori besar dan layar
sentuh yang sangat sensitif. Fitur lain yang dimiliki adalah mampu menampung
berbagai jenis permainan serta musik dengan suara yang jernih.
Menanggapi
animo masyarakat yang cukup tinggi terhadap produk ini terutama di kalangan
kawula muda, PT. Jaya Cellindo berencana untuk memperbesar produksinya
sekaligus untuk menciptakan handphone-handphone terbaru dengan berbagai
kelebihan. Untuk itu, PT. Jaya Cellindo akan
membuka pabrik baru yang diperkirakan mampu berproduksi pada kapasitas 12.000
unit per tahun. Terdapat empat alternatif lokasi yang dapat dipilih, yaitu di
Bekasi, Medan, Surabaya, dan Bogor. Pihak manajemen harus menentukan kota
manakah yang harus dipilih yang dapat menghemat pengeluaran perusahaan. Untuk
menghitung biaya produksi di tiap-tiap lokasi, maka pihak manajemen
menentukan biaya tetap dan biaya variabel di tiap kota sebagai berikut:
PERTANYAAN:
|
* coret yang tidak sesuai
1. Terdapat 3 model
sediaan untuk permintaan bebas yaitu sebagai berikut:
a)
Model
dasar Economic Order Quantity (EOQ) merupakan salah satu teknik pengendalian sediaan tertua dan banyak
dikenal. Tehnik ini relatif mudah digunakan, tetapi menggunakan asumsi-asumsi:
·
Tingkat
permintaan diketahui dan bersifat konstan
·
Lead time
diketahui dan bersifat konstan
·
Sediaan
diterima dengan segera dan dalam satu waktu
·
Tidak ada
diskon
·
Biaya
variabel yang muncul hanya biaya pemasangan atau pemesanan dan biaya
penyimpanan
·
Keadaan
kehabisan stok dapat dihindari apabila pemesanan dilakukan pada waktu yang
tepat
b)
Economic
Production Quantity (EPQ) . Model
ini dapat diterapkan ketika sediaan secara terus menerus mengalir atau
berbentuk sepanjang suatu periode waktu setelah dilakukan pemesanan atau ketika
produk diproduksi dan dijual pada saat yang bersamaan.
c)
Model
Quantity Discounts merupakan
pengurangan harga (P) untuk barang yang dibeli dengan jumlah yang lebih besar.
Potongan harga ini kadang kala bervariasi untuk pembelian dalam jumlah yang
lebih besar.
2.
Tentukan lokasi pembukaan pabrik
baru mana yang sebaiknya dipilih dengan mempertimbangkan biaya tetap dan biaya
variabel di tiap-tiap lokasi!
Nama Kota
|
Biaya tetap/tahun
|
Biaya variabel/unit
|
Bekasi
|
Rp60.000.000,-
|
Rp250.000,-
|
Medan
|
Rp70.000.000,-
|
Rp250.000,-
|
Surabaya
|
Rp40.000.000,-
|
Rp270.000,-
|
Bogor
|
Rp45.000.000,-
|
Rp260.000,-
|
Perhitungan
penentuan lokasi sebagai berikut :
Bekasi ; biaya total
= Rp 60.000.000 + Rp 250.000 (12.000)
=
Rp 60.000.000 + Rp 3.000.000.000
=
Rp 3.060.000.000
Medan ; biaya total = Rp 70.000.000 + Rp 250.000 (12.000)
=
Rp 70.000.000 + Rp 3.000.000.000
=
Rp 3.070.000.000
Surabaya; biaya total =
Rp 40.000.000 + Rp 270.000 (12000)
=
Rp 40.000.000 + 3.240.000.000
=
Rp 3.280.000.000
Bogor ; biaya
total = Rp 45.000.000 + Rp 260.000
(12000)
=
Rp 45.000.000 + Rp 3.120.000.000
=
Rp 3.165.000.000
Jadi apabila PT. Jaya Cellindo akan berproduksi pada tingkat produksi 12000 unit per
tahun maka di BEKASI merupakan pilihan yang paling tepat karena biaya totalnya
yang paling murah dan dapat menghemat peneluaran perusahaan.
makasih kakak. aku padamu!
BalasHapusmakasi kawan love you full
BalasHapusdbest lah, hihi
BalasHapusHarta Tahta Jawaban Kak Vera
BalasHapusTerima kasih banyak kakkkkk
BalasHapusNuhun alias terima kasih
BalasHapusKak,tolong bantuin kk gimana cara penyelesaian jawabannya, soalnya bingung kali 🙏🙏
BalasHapusPT. Maju Jaya sedang mengembangkan produk baru berupa Susu Cair yang direncanakan selesai pada bulan November 2021, agar produk baru dapat dipasarkan secepatnya. Untuk mencapai target, perusahaan dalam mengembangkan produk baru tersebut melakukan analisis bisnis untuk mengetahui besaran biaya yang harus dikeluarkan, harga jual dan penjualan. Setelah dilakukan analisis bisnis, perusahaan akan memproduksi susu cair sebanyak 100.000 unit, dengan harga per unit sebesar Rp 25.000,-, sedangkan biaya variabel sebesar Rp 13.000,-/unit. Pendapatan yang akan diterima oleh perusahaan pada tahun 2021 adalah Rp 2.500.000.000,-, untuk ditahun 2022 perusahaan menargetkan akan menerima keuntungan sebesar Rp 3.000.000.000,- Jika perusahaan menginvestasikan dananya untuk memproduksi susu cair sebesar Rp 7.000.000.000,- dan keuntungan yang diperoleh perusahaan ditahun 2023 sebesar Rp 4.000.000.000,- maka tentukan payback period dari produk tersebut?
mantap kak
BalasHapus